Palaksa Lanal TBK, Mayor Laut (KH) P. Panjaitan menyampaikan keterangan pers terkait penangkapan tiga WNI terindikasi pelaku Perompakan. Foto: Istimewa
Karimun, Kepriheadline.id – Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) diamankan Tim Intel Lanal TBK atas dugaan keterlibatan dalam kasus perompakan di wilayah Perairan Indonesia, Minggu (30/10/2023).
Ketiga WNI itu sebelumnya dilaporkan sebagai nelayan yang terdampar ke Negara Malaysia akibat dari kapal digunakannya diterjang ombak.
Namun, dari penelusuran ternyata tiga orang itu terindikasi sebagai pelaku perompakan di jalur Internasional.
Palaksa Lanal TBK, Mayor Laut (KH) P. Panjaitan, mengatakan modus para pelaku dilakukan dengan berpura-pura sebagai pemancing atau barter barang logistik pada kapal-kapal yang melintas di perairan OPL dan sekitarnya.
“Berawal dari lima nelayan yang diselamatkan Bansarnas karena terdampar di Perairan Malaysia. Setelah dilakukan penjemputan, kami telusuri ternyata mereka terindikasi pelalu perompakan,” kata kata Mayor Laut (KH) Panjaitan Rabu (1/11/2023).
Disebutkannya, setelah dilakukan pendataan, para pelaku yang sebelumnya berjumlah 5 lima orang itu sempat dikembalikan ke rumah masing-masing.
Namun, berdasarkan analisis linimasa mereka. TNI AL mengidentifikasi tiga di antaranya diduga terlibat aktif dalam aksi-aksi perompakan di laut, sehingga kembali diamankan.
“Kemudian dilakukan penjemputan di desa Pongkar dan didapati mereka selesai pesta sabu pada malam harinya. Namun dua di antaranya mereka sudah melarikan diri ke Batam,” katanya.
Dalam aksinya, pelaku akan lebih dulu menentukan sasaran dan mencari data-data terperinci dari kapal yang akan dirompak menggunakan aplikasi berbasis online bernama Ship Info.
“Selama tahun 2023 ini saja, kelompok ini sudah melakukan aksi perompakan sebanyak 10 kali terhadap 10 kapal yang berbeda. Mereka ini merekrut orang- orang lokal, jadi setiap aksinya formasi berubah-ubah,” katanya.
Ia menegaskan, jika aksi-aksi perompak seperti ini menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pihaknya. Sebab, akan berdampak pada citra keamanan untuk perairan Indonesia di mata dunia dan internasional. Apalagi Selat Malaka dan Singapura merupakan jalur perdagangan dunia.
“Ini bisa memperburuk citra Indonesia, khususnya Karimun karena dianggap akan menjadi tempat berkembangnya para perompak. Makanya kami imbau agar tidak menampung orang asing yang tidak dikenal,” katanya.
(cr1/red)
Ikuti berita lainnya di
GOOGLE NEWS
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow