Dunia Soroti Indonesia dalam Konferensi ESG, Fokus pada Penambangan Timah Ilegal. Foto: Humas PT Timah
KepriHeadline.id – Konferensi tahunan bertajuk Asia Tin Week yang diselenggarakan oleh International Tin Association (ITA) tahun ini berlangsung di Shanghai pada 6-8 November.
Dengan tema “Securing Sustainable Tin Supply through Innovation and Collaboration,” acara tersebut menghadirkan pemimpin industri timah global, para trader, dan perwakilan dari berbagai negara seperti Tiongkok, Indonesia, Peru, AS, Inggris, dan Malaysia. Berbagai isu krusial seperti tren pasar, dampak teknologi, pengembangan berkelanjutan, serta restrukturisasi rantai pasok global turut menjadi sorotan utama.
PT Timah, yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Usaha Dicky Octa Zahriadi, tampil sebagai pembicara dalam sesi “In Conversation with CEOs” bersama tokoh-tokoh industri seperti Maruano Pero dari OMSA, Raj Chg dari MMR, Yong Cai dari Guangxi Hauxi, Luke Liu dari Yunnan Tin Listed, Huanqun Zhang dari Gejiu Qiando, dengan moderator John Johnson dari CRU Beijing dan Helen Prince dari ITA.
Diskusi ini menyoroti isu strategis yang diperkirakan akan berdampak signifikan pada industri timah dalam beberapa tahun mendatang. Poin utama yang dibahas adalah penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di sektor tambang.
Indonesia menjadi pusat perhatian terkait isu penambangan timah ilegal, terutama mengenai langkah kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini, agar dapat memenuhi standar ESG secara efektif di industri pertambangan.
Dalam tanggapannya, Direktur Pengembangan Usaha
PT Timah Tbk menyampaikan keyakinannya bahwa dengan adanya pemerintahan dan kepemimpinan baru, sektor pertambangan timah di Indonesia akan semakin memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan, khususnya dalam menangani tambang ilegal melalui regulasi yang diperketat.
Ia menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dan transparansi rantai pasok untuk memastikan seluruh produksi timah berasal dari sumber yang bertanggung jawab dan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Menjelang akhir sesi, dilakukan polling mengenai proyeksi harga tunai timah di London Metal Exchange (LME) untuk tahun 2025. Sebanyak 52% peserta optimis harga timah akan stabil di kisaran $30.000 – $36.000 per ton, mencerminkan pandangan positif terhadap stabilitas pasar global.
Dengan berakhirnya Asia Tin Week 2024, harapannya tercipta kolaborasi global yang semakin kuat untuk mendorong industri timah berkelanjutan. Semua pelaku industri, termasuk Indonesia, diharapkan memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan, transparansi, dan inovasi teknologi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
(*)
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah
Sumber Berita : Www.Timah.com
Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow