Ulat Api menggerogoti pohon mangga milik warga di Pelambung, Desa Pongkar, Kecamatan Tebing. (FOTO: ricky/kepriheadline.id)
Karimun, KepriHeadline.id – Ribuan Ulat Api menyerang tanaman perkebunan milik warga RT 002 RW 001 Pelambung, Desa Pongkar Kecamatan Tebing, Selasa, 21 Mei 2024.
Ulat-ulat itu bermunculan sejak tiga bulan lalu, dan telah merusak puluhan tanaman milik warga di lokasi tersebut.
Yani, Warga Pelambung mengatakan, serangan wabah ulat api itu baru disadari pertama kali ketika melihat daun-daun pohon kelapa yang berada di sekitar rumah rusak.
“Sadar itu setelah melihat pohon kelapa, daun-daunnya hilang, kering dan rusak. Saat di cek, ternyata banyak ulat api,” kata Yani ditemui dirumahnya, Selasa, 21 Mei 2024.
Ia mengatakan, ulat-ulat itu mulai muncul pada bulan Maret lalu dan terus mengalami penambahan hingga jumlahnya semakin banyak.
“Pohon-pohon kelapa itu habis semuanya dimakan ulat. Selain pohon kelapa, ulat-ulat itu juga mulai menyerang pohon mangga dan pohon jambu milik warga,” ujarnya.
Menurutnya, soal wabah ulat api ini, Pemerintah Desa telah turun ke lokasi untuk melihat keadaannya. Namun belum diketahui, langkah apa yang akan dilakukan untuk mengurangi populasi ulat-ulat tersebut.
“Katanya sudah pernah dilakukan pengasapan, tetapi hanya mengurangi saja, dan akhir-akhir ini populasinya semakin banyak,” katanya.
Ia berharap, serangan wabah ulat api ini segera dapat ditangani oleh Pemerintah Daerah, karena dikhawatirkan ulat-ulat utu terus bertambah dan akan menyerang rumah warga.
“Ini kalau tidak disapu pasti masuk ke runah. Kami harap ini segera bisa hilang, dan tidak menyebar lagi, karena takut kena anak-anak dan masuk ke dalam rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun Sukriyanto Jaya Putra mengatakan, terkait penanganan wabah ulat api itu, pihaknya bersama Pemerintah Desa telah turun ke lapangan untuk melakukan observasi. Dimana, hasil observasi itu nantinya akan dibawa ke dalam rapat untuk dicarikan solusi penanganannya.
“Sebenarnya sudah dilakukan langkah penanganan dengan dilakukan pengasapan, namun itu hanya mengurangi populasinya aja. Beberapa hari ini, jumlahnya semakin banyak, sehingga kami menurunkan tim ke lapangan untuk langkah penanganan lainnya,” kata Sukri.
Sukri mengatakan, pihaknya masih akan mempertimbangan untuk dilakukan langkah penyemprotan menggunakan racun kimia. Hal itu, karena penggunaan bahan kimia sangat berbahaya sehingga harus melalui kajian yang panjang.
“Karena bahan kimia berbahaya, jadi tidak sembarangan. Kita lihat hasik rapat koordinasi siang ini antara Pemerintah Desa dan Tim dari Dispantan, tekait bagaimana solusinya,” kata Sukri
(*)
Ikuti berita lainnya di
GOOGLE NEWS
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah
Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow