Ilustrasi.
Karimun, KepriHeadline.id – Motif Siswi SMA Negeri 1 Kundur, CPF (17) yang nekat mengakhiri hidupnya dengan terjun ke laut di Perairan Pelabuhan Airud, Tanjungbatu masih menjadi tanda tanya besar.
Sepekan pasca peristiwa itu, polisi masih belum menyimpulkan motif kematian CPF. Terakhir, hasil pemeriksaan terhadap pihak sekolah dan teman-teman korban, polisi belum ada menemukan indikasi dugaan aksi bullying menimpa korban.
Terkait adanya indikasi Bullying terhadap CPF, Ibu Korban, Sarli Aminanda atau akrab disapa Bebby langsung buka suara. Ia mengungkapkan hasil visum terhadap jasad anaknya telah diterima oleh pihak keluarga.
“Ada yang bilang kemarin indikasinya hamil tiga bulan, tetapi itu tidak benar hasil visumnya sudah keluar,” ujar Beby, Selasa, 10 September 2024.
Menurutnya, terdapat beberapa hal yang mengejutkan publik hingga proses penyelidikan terhadap motif korban masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian.
Pemeriksaan juga telah dilakukan polisi kepada Kepala SMA Negeri 1 Kundur Zurkani, sejumlah guru dan murid, beberapa waktu lalu.
Beby menyebutkan melalui bukti chatting dari salah seorang rekan dekatnya korban, bahwa korban sempat berniat bunuh diri di kawasan Pantai Lubuk, Kundur.
“Temennya ada cerita ke saya, kalau Cinta sering di ejek dikelas, sering nangis setiap di tanya selalu bilang enggak apa-apa. Dan kemarin Cinta ada minta temankan ke Pantai Lubuk sama temannya sampai di pantai Cinta malah keluarkan pisau,” ujarnya.
“Ditanya kawannya kenapa bawa pisau, Cinta jawab aku udah capek dibully terus aku mau bunuh diri. Sementara kalau dirumah tidak ada masalah apa-apa, karna dia (korban) paling kesayangan di rumah,” katanya.
Kematian korban menjadi duka yang mendalam bagi seorang ibu yang telah mengandung dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Cintami Putri Febriza.
Ibu korban menuturkan bahwa ia sempat dimimpikan almarhumah dan menyampaikan pesan untuk datang kesekolah melihat temen-temen sekelas korban.
“Cinta datang ke mimpi saya, dia minta saya kesekolah dan lihatin temennya satu-satu di kelas,” ujarnya.
Terkait hal itu, Ibu korban telah meminta izin kepada pihak sekolah untuk datang ke sekolah dan pada awalnya diizinkan. Akan tetapi, setelah datang ke sekolah nyatanya, ibu korban tak diizinkan.
“Awalnya Kepseknya mengizinkan untuk saya datang ke sekolah hari Senin kemarin, tetapi begitu saya kesekolah saya justru tidak diizinkan masuk ke kelas alasannya harus izin dulu ke Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Menurutnya, pihak sekolah telah memberatkan pihak keluarga korban untuk datang kesekolah dengan alasan takut muridnya tidak mau bersekolah.
“Kepseknya khawatir siswanya akan down, sementara anak saya udah tidak ada lagi. Saya datang kesekolah cuma mau meminta kesaksian kalau anak saya ini dibully,” ujarnya.
(*)
Ikuti berita lainnya di
GOOGLE NEWS
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah
Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow