Karimun, KepriHeadline.id – Duka mendalam masih menyelimuti pasangan suami istri, Ermawati dan Syahril, orangtua dari mendiang Bernard Rivaldo alias Br (24).
Di rumah sederhana mereka di RT 05 RW 03, Telaga Tujuh, Kelurahan Sungai Lakam Barat, Karimun, kenangan tentang sang anak masih begitu hangat terasa.
Setahun lalu, tepatnya pada Sabtu, 29 Januari 2024, Bernard ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan. Saat itu, pihak kepolisian menyatakan kematiannya sebagai kasus bunuh diri. Namun, ketenangan keluarga mulai terusik setelah muncul fakta baru.
Pada Sabtu, 5 April 2025, seorang pria berinisial LR yang dikenal sebagai sahabat dekat Bernard menyerahkan diri ke Polres Karimun. Ia mengaku telah menghabisi nyawa Bernard.
Ironisnya, LR adalah sosok yang begitu akrab dengan keluarga almarhum, bahkan telah dianggap layaknya saudara sendiri.
“Sampai sekarang saya masih tidak percaya. Dari awal kami ikhlas karena percaya anak kami bunuh diri, tapi ternyata dia dibunuh, dan pelakunya orang yang sering datang ke rumah kami,” ucap sang ayah, Syahril, penuh kesedihan, Rabu, 9 April 2025.
Terungkapnya kasus kematian Bernard diketahui oleh keluarga, setelah pihak kepolisian dari Polres Karimun menyampaikan kabar soal penyerahan diri pelaku LR. Di Mapolres Karimun, Polisi mengungkapkan secara jelas kasus yang menimpa Bernard.
“Pelaku menyerahkan diri sendiri ke Polres Karimun. Keluarga korban diminta keesokan harinya datang ke Polres, dan disana kami mengetahui semua dari polisi,” katanya.
Keluarga pun merasa selama ini ada kejanggalan yang tidak sepenuhnya diungkap oleh pihak berwenang. Bernard ditemukan dalam posisi tergantung di sebuah pondok kawasan Jenderal Sudirman Poros, namun tubuhnya masih menapak tanah. Beberapa barang pribadi milik almarhum seperti topi, ponsel, dan sandal tidak ditemukan di lokasi hingga kini.
“Dulu kami sempat curiga, tapi polisi bilang ini murni gantung diri, jadi kami berusaha menerima. Tapi naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi. Saya yakin anak saya tidak mungkin mengakhiri hidupnya sendiri,” kata Ermawati.
Bernard, menurut orangtuanya, dikenal sebagai pribadi ceria, bertanggung jawab, dan dermawan. Ia sempat bekerja di minimarket dan juga di Malaysia.
“Kalau soal uang, dia tidak pernah perhitungan dengan teman-temannya. Sering traktir makan,” kenang ibunya.
Motif pembunuhan yang diungkap LR pun membuat hati keluarga semakin pilu. Disebutkan, Bernard diduga memiliki utang sebesar Rp100 ribu kepada LR. Bahkan sebelum kejadian, keduanya sempat terlihat berjalan bersama di kawasan Coastal Area.
“Katanya anak saya punya hutang Rp 100 ribu terus mereka sempat cekcok. Tetapi waktu itu anak saya pernah cerita kalau dia yang pinjam uang dan dikasih aja bukan hitungan hutang,” terangnya.
“Masalah kecil begitu, kalau mau ditagih, datang saja ke rumah ini. Tidak perlu menghilangkan nyawanya,” ujar Syahril.
Disebutkan juga, selama setahun terakhir LR kerap terlihat murung dan beberapa kali mencoba bunuh diri. Hingga akhirnya ia menyerahkan diri karena merasa terus dihantui oleh arwah Bernard.
“Dia mengaku sering melihat anak kami, merasa tidak tenang, bahkan pernah melukai pergelangan tangannya. Mungkin itu bentuk penyesalan,” tutup Ermawati.
(*)
Ikuti berita lainnya di GOOGLE NEWS
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah