Karimun, KepriHeadline.id – Sebuah speed boat ekspedisi rute Batam–Tanjung Buton dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Pandan, Desa Parit, Kecamatan Selat Gelam, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Speedboat bermuatan 300 koli barang ekspedisi berbentuk paket tersebut, tenggelam setelah mengalami kebocoran akibat menabrak batu karang, usai mesin speedboat alami gangguan dan mati, Selasa, 30 Desember 2025 sekira pukul 23.00 WIB.
Beruntung, dalam insiden itu. empat awak kapal yang saat itu berada di dalam speedboat berhasil menyelamatkan diri. Kejadian tenggelamnya kapal itu dilaporakan, Rabu, 31 Desember 2025 pagi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Tanjungpinang, Fazzli dikonfirmasi terkait peristiwa tersebut membenarkan soal kejadian itu.
Ia mengatakan, akibat kejadian tersebut, Speedboat tersebut tenggelam di Perairan Pulau Pandan Desa Parit.
“Speed boat mengalami trouble mesin saat melintas di perairan Pulau Pandan. Kapal kemudian hanyut terbawa ombak hingga menabrak batu karang di sekitar pesisir Pulau Parit, yang menyebabkan kebocoran dan akhirnya tenggelam,” ujar Fazzli, Rabu (31/12/2025).
Kapal yang diketahui bernama SB Srikandi Express milik Asna Jaya Group itu berangkat dari Pelabuhan Jembatan 4 Barelang, Batam, sekitar pukul 19.00 WIB dengan tujuan Tanjung Buton, Provinsi Riau. Saat kejadian, kapal mengangkut sekitar 300 koli barang ekspedisi berbentuk paket.
Laporan kejadian baru diterima aparat pada Rabu pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Tim gabungan kemudian mendatangi lokasi kejadian menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Satpolairud Polres Karimun untuk melakukan pengecekan dan pengamanan.
“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Seluruh kru berhasil menyelamatkan diri,” katanya.
Barang-barang muatan kapal selanjutnya dievakuasi menggunakan satu unit kapal pompong dan dua unit speed pancung menuju gudang di wilayah Kolong, Kecamatan Karimun, untuk pengamanan lebih lanjut.
Fazzli mengimbau para operator transportasi laut agar selalu memastikan kondisi kapal dan mesin dalam keadaan layak sebelum berlayar, terutama saat cuaca dan gelombang laut berpotensi tidak bersahabat.
“Keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
(*)
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah






