Harga Telur Ayam Meroket Capai Rp58 Ribu, Ini Penyebabnya

- Author

Kamis, 8 Juni 2023 - 13:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang pedagang telur di kawasan Jalan Haji Arab menjajakan dagangannya. (Foto: dokumen Kepriheadline.id)

Seorang pedagang telur di kawasan Jalan Haji Arab menjajakan dagangannya. (Foto: dokumen Kepriheadline.id)

Karimun, Kepriheadline.id – Harga telur ayam di pasaran wilayah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau melonjak naik mencapai Rp58ribu. Kenaikan harga itu terpantau di sejumlah pasar wilayah Kabupaten Karimun sejak beberapa pekan terakhir. Untuk normalnya, harga satu papan telur ayam biasanya dibanderol Rp45-50 Ribu perpapannya. Pantauan di lapangan, harga satu papan telur ayam dibanderol harga Rp55 ribu, namun ada jhga beberapa pedagang yang menjual dibawah harga tersebut yakni Rp 52 ribu. Sedangkan di ritel modern, harga telur ayam satu papan dibanderol harga Rp57-58 ribu. Sedangkan untuk enceran per 10 telur dihargai Rp 20 ribu. “Sudah sejak Mei lalu, perbutirnya Rp2 ribu. Kenaikan ini karena harga dari produsen memang sudah tinggi,” kata Momo. Menurutnya, permintaan telur ayam untuk wilayah Kabupaten Karimun masih tergolong tinggi. Hal itu membuat dirinya tetap mengambil stok sesuai dengan kebuyuhan pasar pada umumnya. “Normalnya kemarin masih di bawah Rp 50 ribu atau sekitar Rp 45 ribu. Tapi namanya rezeki langganan kita juga masih tetap ambil,” ujarnya.
Baca Juga :  Mahasiswa KKN Universitas Karimun Gelar Sosialisasi PHBS di SDN 006 Tebing, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat Sejak Dini
Terpisah, persoalan kenaikan harga telur itu disampaikan juga oleh Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Mikro, Perdagangan dan ESDM Karimun. Bahkan, mereka telah turun langsung ke distributor telur ayam unguk mengecek sebab kenaikan tersebut. Kasi Perdagangan Disperindang Kabupaten Karimun Herna membenarkan tingginya harga telur ayam disebabkan tingginya harga pakan. “Dipicu harga pakan tinggi jadi harga telur ikut mahal. Kemudian, reproduksi ayam petelur yang kurang karna sudah masuk ayam petelur tua dan ayam pengganti belum bertelur secara maksimal,” ujar Herna. Ia belum dapat memastikan hingga kapan harga telur dapat kembali normal. Hal itu, dikarenakan masih melihat kondisi di produsen. “Tidak dapat dipastikan kapan bisa kembali normal. Tergantung produsen kapan ayam pengganti tersebut dapat bertelur secara maksimal,” katanya. (cr1/red) Ikuti berita lainnya di GOOGLE NEWS  

Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sebanyak 13 Warga Binaan Rutan Karimun Terima Remisi Khusus Natal
Sebanyak 70 Mahasiswa di Karimun Terima Beasiswa Pemda Tahun 2025
Kejari Karimun Hentikan Penuntutan Kasus Narkotika Lewat Keadilan Restoratif
Remaja Perempuan Ditemukan Lemas di Bebatuan Pantai Coastal Area Karimun
Satpol PP Karimun Sisir Tempat Hiburan Malam, Pastikan Tutup saat Malam Natal
Beasiswa Pemda Karimun 2026 Resmi Dibuka, Ini Syarat bagi Mahasiswa Berprestasi dan Kurang Mampu
Kapolda Kepri Pastikan Kesiapan Pos Pengamanan Nataru di Karimun
BNNK Karimun Paparkan Capaian Kinerja 2025, Perkuat Kolaborasi Wujudkan Kabupaten Bersinar

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 17:48 WIB

Sebanyak 13 Warga Binaan Rutan Karimun Terima Remisi Khusus Natal

Kamis, 25 Desember 2025 - 17:32 WIB

Sebanyak 70 Mahasiswa di Karimun Terima Beasiswa Pemda Tahun 2025

Kamis, 25 Desember 2025 - 12:54 WIB

Kejari Karimun Hentikan Penuntutan Kasus Narkotika Lewat Keadilan Restoratif

Kamis, 25 Desember 2025 - 10:18 WIB

Remaja Perempuan Ditemukan Lemas di Bebatuan Pantai Coastal Area Karimun

Rabu, 24 Desember 2025 - 22:12 WIB

Satpol PP Karimun Sisir Tempat Hiburan Malam, Pastikan Tutup saat Malam Natal

Berita Terbaru

Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca