Karimun, KepriHeadline.id – Pemerintah Kabupaten Karimun terus memperkuat upaya pencegahan stunting setelah menemukan bahwa kasus kekurangan gizi kronis tersebut, masih banyak terjadi di wilayah hinterland atau pulau-pulau terpencil.
Bupati Karimun, Iskandarsyah, mengatakan pola sebaran stunting di daerahnya memperlihatkan tren yang konsisten dalam dua tahun terakhir. Anak-anak yang tinggal di wilayah kepulauan menjadi kelompok yang paling rentan lantaran terbatasnya akses layanan kesehatan dan pemenuhan gizi.
“Penyebaran stunting paling banyak terjadi di daerah hinterland. Karena itu, kami secara rutin turun langsung untuk melakukan deteksi dini,” ujar Iskandarsyah, Jumat (14/11/2025).
Ia menegaskan bahwa penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga bagian dari program prioritas nasional.
“Berapa pun angkanya, stunting tetap menjadi komitmen Pemda Karimun, dan juga menjadi fokus pemerintah pusat,” katanya.
Untuk menekan prevalensi stunting, Pemkab Karimun mengandalkan sejumlah program strategis, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar anak usia rentan. Program ini diharapkan dapat memastikan pemenuhan nutrisi dasar bagi anak-anak sejak usia dini.
“MBG merupakan bagian penting dari pencegahan stunting. Selain itu, peran posyandu juga sangat menentukan dalam mendeteksi sejak awal, apakah ada masalah pada pertumbuhan anak, termasuk asupan gizi dan konsumsi susu,” jelas Iskandarsyah.
Menurutnya, upaya penurunan stunting tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, melainkan memerlukan kolaborasi yang kuat dari berbagai lini, termasuk RT/RW yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Semua bergerak bersama, kita berkolaborasi agar bisa menurunkan angka stunting. RT dan RW sangat penting karena mereka yang paling dekat dengan warga. Dengan keterbatasan yang ada, tentu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Berdasarkan Survei Status Gizi Nasional 2023, angka stunting di Karimun berada pada kisaran 11,1 persen, lebih rendah dari target nasional 14 persen dan menjadi yang terendah di Provinsi Kepri. Sementara itu, data kumulatif Kementerian Kesehatan RI yang dirilis pada Juli 2025 mencatat prevalensi stunting di Kepri pada angka 15 persen.
Dengan capaian tersebut, Pemkab Karimun menargetkan peningkatan jangkauan deteksi dini serta perluasan program gizi untuk mempercepat penurunan kasus, terutama di daerah-daerah kepulauan yang menjadi titik konsentrasi stunting.
(*)
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah







