Penampakan Pelabuhan Tanjungbatu Kundur, terendam air dari Banjir Rob, Selasa, 17 Desember 2024. Foto: Istimewa
Karimun, KepriHeadline.id – Banjir rob atau pasang keling akibat kenaikan permukaan air laut kembali merendam kawasan Pelabuhan Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Selasa, 17 Desember 2024.
Genangan air setinggi 20 cm menghambat aktivitas warga yang hendak menggunakan fasilitas pelabuhan, baik untuk keberangkatan maupun kedatangan.
Warga Tanjungbatu, Abdul Ghani, mengungkapkan bahwa banjir rob ini sudah berlangsung sejak Senin (16/12/2024) dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada hari Rabu (18/12/2024).
“Ini sudah jadi langganan setiap akhir tahun. Meski air tidak sampai masuk ke ruang tunggu pelabuhan, genangan di jalan masuk cukup tinggi sehingga mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Ghani.
Menurutnya, banjir rob memang sudah menjadi langganan setiap tahunnya di Pelabuhan Tanjungbatu. Bahkan, banjir rob juga merendam sejumlah kawasan pesisir lainnya di wilayah Kundur.
“Pelabuhan urung juga naik, kemudian rumah-rumahwarga dipesisir juga terdampak. Tadi naiknnya sekira pukul 10.00 WIB dan jam 12.00 WIB mulai mereda,” katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait potensi banjir rob di kawasan pesisir Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Forecaster BMKG Kabupaten Karimun, Annisa Suryani, menjelaskan fenomena ini disebabkan oleh fase bulan purnama bersamaan dengan perige, yakni posisi bulan berada di jarak terdekat dengan bumi.
“Fenomena ini meningkatkan ketinggian pasang maksimum air laut, yang dapat memengaruhi transportasi di pelabuhan, aktivitas masyarakat, dan operasional bongkar muat,” ujar Annisa.
Annisa juga memperingatkan bahwa banjir rob di wilayah pesisir Karimun, termasuk Kecamatan Kundur Barat, Karimun, dan Meral, diperkirakan berlangsung hingga 23 Desember 2024. Fenomena serupa juga berpotensi terjadi di pesisir Kota Batam, Tanjungpinang, Bintan, dan Lingga.
Selain itu, angin dengan kecepatan hingga 25 knot (di atas normal 18 knot) turut memperburuk kondisi perairan, dengan gelombang laut mencapai ketinggian 0,5–1,25 meter. “Kami mengimbau masyarakat di kawasan pesisir untuk tetap waspada terhadap kemungkinan angin kencang dan cuaca ekstrem,” tambah Annisa.
Banjir rob ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian warga, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak fenomena alam yang kerap terjadi di kawasan pesisir.
(*)
Ikuti berita lainnya di
GOOGLE NEWS
Eksplorasi konten lain dari Kepriheadline.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Ricky Robian Syah
Editor : Ricky Robian Syah
Follow WhatsApp Channel www.kepriheadline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow